“Lesum pipimu membuat indah hari-hariku”
“Lubang kecil itu terasa sangat indah saat kau tersenyum”
“Anugrah TUHAN itu sangat mempesona di pipimu”
“Namun tah semua orang memilikinya”
Sepenggal puisi tengah dibaca oleh Djhoe dalam secarik kertas yang pernah ia berikan pada wanita yang sempat mengisi hari-hari indah dalam hidupnya.
Sang rembulan hadir bersama bintang-bintang mengisi malam-malam kesendirian Djhoe setiap hari. Tawanya bersama lesum pipi sang kekasih berganti dengan derail air mata yang membasaji pipi.
Keceriaan keduanya kini sudah tak tampak lagi… canda tawa itu sudah berlalu, bergantui dengan derail air mata, larut dalam kesedihan, smenjak Gadis masuk Rumah Sakit dikarenakan mengidap penyakit kanker darah.
Malam semakin larut,bulan semakin memancarkan sinarnya yang begitu indah, tak Djhoe membaca secarik kertas yang berisi puisi itu,sembari meneteskan air mata, menginag-ingat sang pujaan hati yang tengah terbarin lunglai di Rumah Sakit.
Lalu ia mengambil secarik kertas dan menuliskan beberapa kalimat
“Snyummu, smangat bagiku”
“Tawamu, itu yang membuat aku mlangkah ke depan”
“Namun, 1 yang paling Q suka dari mu….”
“Lubang kecil di pipimu”
“Lesum pipi indah yang membuat Q mencintaimu sampai detik ini”
“Aq takkan melupakanmu”
“Sampai kapanpun lesum pipi itu, kan ku kenang dalam hatiku”
Djhoe hanya melihat kertas itu, menatap langit, mengingat-ingat Gadis, sang empunya lesum pipi itu. Memang, yang paling ia suka dari Gadis adalah lesum pipi pada pipi kanan Gadis.
Malam smalin larut. Djhoe memutuskan untuk tidur agar basok pagi-pagi ia dapat menjenguk sang pujaan hatinya.
Djhoe tertidur lelap ditemeni sang penguasa malam, Rembulan yang selalu ada di setiap malam, selalu hadir dalm setiap malam-malam kedua insan yang tengah terbuai dalm kisah asmara.
“Zzzzzzzzzrrrrttttt”
“Hp Djhoe bergetar, manandakan 1 SMS baru masuk…..”
“Djhoe,nit ante,Gadis sudah pergi, meninggalkan kita semua. Tant mohon kamu dating sekarang juga yak e sini.”
SMS itu di kirim oleh mamanya Gadis
Air mata berlinang membanjiri pipi cwotinggi, putih, blasteran Belanda itu. Sembari meneeskan air mata, ia mengemudikan mobilnya ke Rumah Sakit tempat Gadis di rawat
Tiba di Rumah Sakit Djhoe hanya bias meratapi wajah pemilik lesu pipi itu untuk yang terakhir kalinya.
XXX
Keesok harinya. Gadis pun dimakamkan
`” Kenapa lw tega ma gw Diz???? Knapa lw ninggalin gw?? Knapa lw pergi secepat itu, kenapa lw gag mau nungguin gw???? Batin Djhoe
Gadis meninggalkan banyak luka mendalam
Selasa, 01 September 2009
Lesum Pipi Itu
Diposting oleh swisca di 00.57
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar