?(49)? ?cue" and you're DONE!??????? ??????????????Prev?????1????2????3???4???5????6????7????8????9????10
????11????12????13????14????15????16????17?????Next????????? ?Narrow your search????????Girly???Layouts? ???? ???abstract? ?(222)? ?black? ?(149)? ?blue? ?(75)? ?butterflies? ?(38)? BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Selasa, 01 September 2009

B I R U

Mungkin banyak orang yang tak menyukai warna ini ataukah sebaliknya. Aku Tia dengan sejuta warna biru. Semua bendaku pasti berwarna biru. Mungkin kami ditakdirkan untuk hidup dalam warna biru. Aku satu keluarga adalah pecinta warna biru Warna itu mengingatkanku pada satu peristiwa mengenaskan saat ulang tahunku. Mungkin aku terlalu egois saat itu.
Waktu itu, tepat di ulang tahunku yang ke 17, aku menginginkan Blue Party, pesta bernuansa biru. Mungkin karena aku anak tunggal, maka kedua orangtuaku membuatkan sebuah pesta megah untukku. Kenangan terindah saat itu. Penyesalan yang tak kunjung usai jika aku mengingat itu. Mungkin semua itu kesalahanku. Andai aku bisa mengulang semuanya.
Pagi hari yang cerah, dua hari sebelum ulang tahunku, aku meminta mama untuk membelikan gaun khusus untuk ku kenakan saat ulang tahunkku nanti. Kebahagiaanku di sweet seventeenku. Kejadian satu kali seumur hidup, yang tak akan pernah ku lupakan.
Biru… warna favoritku dan juga warna yang telah membuatku menangis. Kisahku bersama warna biru. Biru kelabu…
“ Mama.. aku cuma mau gaun yang waktu itu” pintaku.
“Tapi sayang” kata mama seraya ingin memotong pembicaraan Tia
Belum selesai mama berbicara, aku langsung memotongnya.
“ Gag mau tau, mama gag sayang lagi ya ma aku? Udah bliin aja sih ma” rengekku
Mungkin itu adalah kata-kataku yang paling menusuk di hati mama, maafin aku ma. Aku tak berniat mengatakan itu.
Waktu tlah berlalu, andai aku dapat mengembalikan waktu, pasti aku tak akan berbicara seperti itu.
Penyesalanku semakin mendalam ketika ku mengingat kata-kata itu. Aku hanya bisa meratapi sang langit.
Aku tak tahu kalau kala itu mamaku sedang sakit, aku gag tahu kalau kejadiannya akan seperti ini.
“Bi.. Bi..” triakku
“Ia non, ada apa?”
“Mama mana bi?”
“Gag tau non, tadi pergi tapi gag bilang ma bibi.”
“OH..”
Mungkin salahku memakakan kehendakku pada mama
“Ta.. mama udah pesanin gaun untuk sweet seventeen kamu sayang.”
“Bener ya ma, mama baik deh. Makasih ya ma.” Jawabku sambil memeluk mama.
Hatiku sangat berbunga-bunga kala itu. Sesuatu yang ku inginkan dikabulkan oleh mama. Malam pesta terindahku, malam milikku, malam penuh tawaku. Malam-malam yang telah ku dambakan selama 17 tahun dalam hidupku. Keindahan malam itu, cantiknya diriku bagai putri di negri dongeng.
“Ma, aku mau besok pesta ku sempurna ya. Papa besok juga datangkan ma? Papa besok cuti kan ma?”
“Ia sayang, udah kamu tidur gih, biar besok seger.”
“Ia.. ia.. Ma…, tapi jangan lupa ya ma, ambil pesenan gaunku.”
“Ia sayang. Met malam.” Kata mama sembari mengecup keningku.
Mungkin itu adalah terakhir kalinya mama mencium keningku, terakhir dalam hidupku.
Hari yang indah. Aku bangun dengan penasaran, dengan perasaan gembira. Menanti malam indahku, malam spesialku, malam yang tunggu.
Ntah mengapa perasaanku jadi gag enak, ntah ada apa.
“Ta… Mama pergi dulu ya buat ambil gaunnya.”
“OK ma, hati-hati ya ma.”
Waktu kian berlalu, persiapan pestaku pun sangat matang, ntah apa yang akan terjadi, namun perasaanku tetap gag enak. Smua persiapan pesta dilakukan sedemikian rupa. Nuansa biru, kue tart biru dengan tiga tingkatan, kolam renang berwarna biru. The Blue Party itu yang cocok untuk menggambarkan pesta ini. Sejuta warna biru. Ornamen-ornamen biru sampai gaunku berwarna biru muda.
Kring.. kring… kring.. telephon berbunyi..
“Hallo…” suara terdengar dari sebrang sana
“Ia..”
“Ini benar kediaman Ibu Dyana?
“Ia benar, ada apa ya? Saya anaknya”
“Oh begini mba, saya ingin memberi tahu bahwa Ibu Dyana tertabrak truk, dan sekarang sedang berada di RS. Kasih Ibu.”
Belum sempat menjawab, mataku langsung berlinangan air mata, sekejap aku melepaskan gagang telepon. Tanpa pikir panjang aku langsung bergegas pergi menuju garasi dan siap mengendarai mobil menuju tempat mama di rawat.
“Pa… mama kecelakaan, dan skrg ad di RS. Kasih Bunda.Tia “ aku langsung sms pada papa.
Setibanya aku di rumah sakit, aku langsung bertanya pada seorang penjaga dimana tempat mama di rawat dan langsung menuju ke kamar mama. Belum sempat aku masuk, ternyata mama sudah tiada, air mataku bercucuran di kedua pipiku, aku tak menyangka bahwa pesta meriahku akan berubah menjadi peristiwa yang paling menyeramkan dalam hidupku.
“Tia, mana mama?” kata papa dari kejauhan.
“Pa…” kata tia sambil menatap dalam papanya
“Ada apa Tia”
“Mama udah ga ada pa.”
Belum sempat papanya mengucap sepatah katapun, air mata tlah mengalir begitu deras di pipi seorang lelaki bertubuh tegap itu.
Siangnya mereka langsung menguburkan jenazah mamanya, dan malamnya mereka akan mengadakan malam tahlilan.
Ketika malam itu tiba, rupanya Tia belum sempat memberi kabar pada teman-temannya bahwa pesta ulangtahunnnya dibatalkan.
“Wih.. Cha pesta ulangtahun apa acara orang mati ya” celetuk salah satu tamu ulangtahun Tia
“Ia ya, aneh banget deh” kata yang satu lagi
Tanpa pikir panjangpum mereka masuk ke dalam rumah itu. Suasana duka mendalam masih menyelimuti keluarga yang harmonis itu.
“Tia, mana pestanya?”
“Katanya mau ngadain pesta yang meriah, kok malah acara kayak begini sih.”
“Tau ih, aneh banget.”
Hati Tiapun meringis dengan perkataan teman-temannya, lalu ia menarik teman-temannya keluar.
“Tolong ya, klo kalian itu gag suka, ya udah, kalian pergi aja sana” bisik Tia pada teman-temannya
“Ih lagi siapa juga yang mau datang ke acara kya begini, mending juga di rumah aja daripada ngikut acara beginian” jawab sinis dari salah satu temannya
“Ya udah sana, kalian tau jalan pulangkan? Gag perlu gw anterkan? Ya udah tunggu apa lagi? Silahkan keluar dari rumah gw.” Terang Tia
Teman-teman yang dipikir dapat menghibur saat keadaan seperti ini, ternyata hanya dapat menambah kesengsaraan hidup Tia. Tanpa rasa bersalahpun mereka meningggalkan rumah itu.
“Smua ini adalah kesalahanku, biarlah aku yang pergi, kenapa mesti mama yang pergi, aku belum sempat bahagiain mama, aku maih pengen bahagiain mama”batin Tia
Namun nasi sudah menjadi bubur, apapun yang terjadi tak akan pernah terulang lagi, waktu akan terus maju, tak akan pernah mundur untuk mengulang masa lalu.
Aku terdian meratapi semua, pikiranku kosong seakan penuh tanya, akankah aku bisa hidup disini tanpa mama? Ksalahanku tlah membuat mama pergi meninggalkanku untuk selamanya tanpa aku meminta maaf kepadanya sebelumnya. Kejadian ini sungguh cepat, semua adalah kesalahanku, ulangtahunku? Aku telalu egois, memikirkan ulangtahunku.
Di balik kain kavan itu tebalut tubuh mama yang sudah biru membeku, dingin dan tak bergerak, air mataku tak kunjung berhenti, andai aku dapat menggantikan posisi mama. Sweet seventeenku berubah menjadi hari yang paling mengenaskan dalam hidupku, keegoisan yang menghilangkan nyawa mamaku. Gaun itu tak dapat mengembalikan nyawa mama.
Tanpa sadar aku tlah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku
“Pa”kataku
“Ia sayang ada apa?”jawab papa
“Mama itu begini karena aku.”
“Maksud kamu apa sayang?”
“Aku memaksa mama membelikan gaun biru untuk hari ulangtahunku, tapi aku gag tau kalau bakal jadi kya gni pa, maafin aku ya pa.” kataku sembari meneteskan air mata kembali
“Bukan sayang, itu bukan karena kamu, tapi itu memang sudah menjadi takdir mama, lebih baik sekarang kamu gag usah sedih lagi, kasihan mamamu, biarkan dia tenang di alam sana.”terang papa
Tapi apapun kata papa, tetap saja, aku terus merasa bersalah dan akan merasa sangat berdosa karena kejadian itu.
“Ma, maafkan semua kesalahanku, maafkan egoku yang memaksakan mama, aku ga ada maksud ma, bantu aku ma, smoga aku ga egois lagi ma.” Kataku seraya berbisik

0 komentar: