Detik demi detik
Tetes demi tetes
Mengalir lembut
Membasahi bumi
Tak ku lihat senyumannya
Tak nampak cahayanya
Kelabu menawan
Menanti sang raja di perduan
Sunyi mencekam
Air bergelimpangan
Tetap ku nanti
Meski tak berarti
Tetes2 berjatuhan
Hanya kau yg ku nanti
Sang mentari...
Bersama pelangi di pagi hari
Jumat, 15 Januari 2010
tetes pagi hari
Diposting oleh swisca di 02.49 0 komentar
kembali padaNya
Berdebar berdetak-detak
termenung meratapi
berputar
berharap melawan takdir
hitam kemilau
sunyi mencekam
bertabur bunga
dalam kesejukan tiupan angin
pucat pasi ku lihat
derai tangis mengiringi
langkah kecil menemani
kembali ke rumah BAPA YANG kEKAL
Diposting oleh swisca di 02.47 0 komentar
sebuah penantian
berguguran bagai musim gugur
bertetesan embun di pagi hari
terik mentari menyambut pagiku
terlintas harapan
di ujung genangan air
terpejam mata ini menunggumu
musim tlah berganti musim
ombak bergulung
petir bergemuruh
dimanakan engkau?
menantimu ku di sini
terpejam dan berlinangan air mata
Diposting oleh swisca di 02.44 0 komentar
sendiri
sepiku tak berujung
hempasan nafasku
menemani langkah kecil ini
tak berkawan ku lewati
hampa semua
untaian kata ku torehkan
pada sebuah kertas lusuh
melangkah tak menentu
dalam gundah ku lewati
sepiku, hampaku,
kemanakah kakiku kan ku tapakkan??
Diposting oleh swisca di 02.43 0 komentar
dedikasi buat MARIO "CALYZA"
Satu nama terukir dalam benakku
Menatap kagum dan terpana
sang empunya nama berdiri tegap
Melantunkan syair
bak maialtkat bernyanyi di surga
Indah sungguh indah
membuat meringis hati
terpana ku terpana
dalam dekap kagum ku memandang
Terjun dalam lautan
mengikuti arus beriring
dalam syahdu lantunan lagumu
Diposting oleh swisca di 02.41 0 komentar
pelangi
Detak berjalan
waktu berganti
beriring langkah mungil
tertiup angin beriring
Waktu berputar
menemani langkah kecilku
sendiri tak berkawan
senyuman manis terlukis di awan
Diposting oleh swisca di 02.40 0 komentar
malamku...
Berjalan dalm kesunyian malam
Menyelami Indahnya lautan cinta
Bertahan atas nama cinta
Terbayang
menapakkan kaki
berlinang ratusan mutiara indah
tanpa arah menyelami dunia
kaki mungil
lemah tak berdaya
mengarungi dunia fana ini
sendiri tak berkawan
Diposting oleh swisca di 02.39 0 komentar